Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2011

Teori Maslow

Teori Maslow Maslow ,seorang ahli psikologi telah mengembangkan teori motivasi ini sejak tahun 1943. Maslow melanjutkan teori Eltom Mayo (1880-1949), mendasarkan pada kebutuhan manusia yang dibedakan antara kebutuhan biologis dan kebutuhan psikologis, atau disebut kebutuhan materil (biologis) dan kebutuhan non materi (psikologis). Maslow mengembangkan teorinya setelah ia mempelajari kebutuhan-kebutuhan manusia itu bertingkat-tingkat atau sesuai dengan “hierarki”, dan menyatakan bahwa: a) Manusia adalah suatu mahluk sosial”berkeinginan”, dan keinginan ini menimbulkan kebutuhan yang perlu dipenuhi. Keinginan atau kebutuhan ini bersifat terus-menerus, dan selalu meningkat. b) Kebutuhan yang telah terpenuhi (dipuaskan), mempunyai pengaruh untuk menimbulkan keinginan atau kebutuhan lain dan yang lebih meningkat. c) Kebutuhan manusia tersebut tampaknya berjenjang atau bertingkat-tingkat. Tingkatan tersebut menunjukan urutan kebutuhan yang harus dipenuhi dalam suatu waktu tert

Teori Snehandu B.Kar (perilaku)

Teori Snehandu B.Kar Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan dengan bertitik tolak bahwa perilaku merupakan fungsi dari: a) Niat sesorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan kesehatannya ( behaviour intention ). b) Dukungan sosial dari masyrakat sekitarnya ( social-support ). c) Ada atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan ( accessebility of information ). d) Otonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal ini mengambil tindakan atau keputusan ( personal autonomy ). e) Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak( action situation ). Uraian diatas dapat dirumuskan sebagai berikut: B=f(BI, SS, AL, PA, AS) Keterangan : B= Behaviour F= Fungsi BI= Behaviour Intention SS= Social Support AI= Accessebility of Information PA= Personal Autonomy AS= Action Situation Disimpulkan bahwa perilaku kesehatan seseorang atau masyrakat ditentukan oleh niat orang terhadap objek kesehatan, ada atau tidaknya

Teori Lawrence Green (perilaku)

Teori Lawrence Green Lawrence Green mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyrakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non-behaviour causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor : 1. Faktro-faktor predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya. 2. Faktro-faktor pendukung (Enabling factors), yang terwujud dalam fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya. 3. Faktro-faktor pendorong (renforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan erilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat. Model ini dapat digambarkan sebagai berikut: B=f (PF, EF, RF ) Keterangan : B = Behavior PF = Predisposing Factors EF = Enabling Factors RF = Reinforcing Factors F = F

Mata Kuliah Kesmas Unsoed

KESEHATAN LINGKUNGAN Dasar-dasar Kesehatan Lingkungan Pencemaran Lingkungan Sanitasi Tempat-tempat Umum Penyehatan Makanan & Minuman Pengelolaan Air Limbah KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Dasar-dasar Keselamatan & Kesehatan Kerja Higiene Industri Toksikologi Industri Ergonomi Laboratorium K3 ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN Dasar-dasar Adm. Kebijakan Kesehatan Manajemen Pelayanan Kesehatan Rencana & Evaluasi Program Kesehatan Ekonomi Kesehatan Analisis Kebijakan Kesehatan PROMOSI DAN PERILAKU KESEHATAN Dasar-dasar Pendidikan Kesehatan Masyarakat Perilaku Kesehatan Pengorg. & Pengembangan Masyarakat Isue-isue Promosi Kesehatan Kepemimpinan & Pengembangan Kesehatan KESEHATAN REPRODUKSI Dasar-dasar Kesehatan Reproduksi Tumbuh Kembang Anak Kesehatan Maternal Epidemiologi Kesehatan Reproduksi Gizi Kesehatan Reproduksi BIOSTATISTIK Biostatistik I Biostatistik II Manajemen Data Analisis Kependudukan Sistem Informasi Kesehatan GIZI KESEHATAN

Makalah Rokok

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil penelitian USPHS (United States Public Health Service) yang dimulai tahun 1955, dalam laporan yang dipublikasi tahun 1982, menyatakan bahwa “satu batang rokok akan memperpendek usia sekitar lima setengah menit terhadap para perokok”. Tingkat kematian orang yang merokok 10 s/d 19 batang per hari, 70% lebih tinggi dibanding dengan mereka yang bukan perokok. Menurut data dari Bank Dunia, konsumsi rokok di Indonesia meningkat sebesar 44,1% dalam kurun waktu tujuh tahun (1990-1997), dan menduduki peringkat ke empat setelah Cina, Amerika dan Jepang. Lebih dari 30 persen penduduk dewasa di Indonesia punya kebiasaan merokok. Belum lagi anak usia sekolah yang berpotensi menjadi perokok pemula (Subangun et al, 1993). Ancaman kanker paru dan kanker lainnya akibat asap rokok terhadap generasi muda makin mengkhawatirkan. Hal itu terbukti dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional pada 2001 dan 2004 yang dilakukan Biro Pusat Statistik, yang memperlihatkan

Laporan Praktikum Parasitologi Pemeriksaan Feses

I.PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit infeksi yang disebabkan oleh cacing masih tinggi prevelansinya terutama pada penduduk di daerah tropik seperti di Indonesia, dan merupakan masalah yang cukup besar bagi bidang kesehatan masyarakat. Hal ini dikarenakan Indonesia berada dalam kondisi geografis dengan temperatur dan kelembaban yang sesuai, sehingga kehidupan cacing ditunjang oleh proses daur hidup dan cara penularannya. Identifikasi parasit yang tepat memerlukan pengalaman dalam membedakan sifat sebagai spesies, parasit, kista, telur, larva, dan juga memerlukan pengetahuan tentang berbagai bentuk pseudoparasit dan artefak yang mungkin dikira suatu parasit. Identifikasi parasit juga bergantung pada persiapan bahan yang baik untuk pemeriksaan baik dalam keadaan hidup maupun sediaan yang telah di pulas. Bahan yang akan di periksa tergantung dari jenis parasitnya, untuk cacing atau protozoa usus maka bahan yang akan di periksa adalah tinja atau feses, sedangkan parasit darah dan jar

Makalah Pengaruh Hormon Estrogen dan Kalsium Dalam Proses Metabolisme

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Kata hormon berasal dari istilah Yunani yang berarti membangkitkan aktifitas. Hormon dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar endokrin. Antara kelenjar-kelenjar ini termasuklah pituitari, tiroid, timus, adrenal, pankreas, ovari dan testis. Sistem Endokrin dan susunan saraf merupakan alat utama dimana tubuh mengkomunikasikan antara berbagai jaringan dan sel. Sistem syaraf sering dipandang sebagai pembawa pesan melalui sistem struktural yang tepat. Sistem endokrin dimana berbagai macam “hormon” disekresikan oleh kelenjar yang sfesifik, diangkut sebagai pesan yang bergerak untuk bereaksi pada sel atau organ targetnya (identifikasi dari hormon). Interaksi hormon dengan reseptor permukaan sel akan memberikan sinyal pembentukan senyawa yang disebut sebagai second messenger (hormon sendiri dianggap sebagai first messenger). Jika hormon sudah berinteraksi dengan reseptor spesifiknya pada sel-sel target, maka peristiwa-peristiwa komunikasi intraseluler dimulai. Hal