Langsung ke konten utama

Makalah Hipertensi ( Epid Peenyakit Tidak Menular )

Makalah Hipertensi

BAB 1
PENDAHULUAN

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi umum yang dapat mempengaruhi satu dari setiap empat orang dewasa. Hipertensi juga disebut “silent killer” karena sering sekali penyakit ini datang tanpa gejala akan tetapi dapat menyebabkan sesuatu yang serius jika tidak mendapat pengobatan dalam waktu yang lama. Hipertensi ditandai dengan meningkatnya tekanan darah arteri yang persisten. Tekanan darah arteri dapat diukur menggunakan alat yang disebut dengan tensimeter.
Seseorang dinyatakan mengalami hipertensi jika tekanan darahnya mencapai lebih dari 140/90 mmHg. Angka 140 dikenal sebagai sistolik, dan angka 90 dikenal sebagai diastolik (Lim, 2004).
Hipertensi sangat berhubungan positif dengan terjadinya kasus penyakit jantung. Selain penyakit kardiovaskuler seperti Penyakit Jantung Koroner (PJK), hipertensi juga memberi pengaruh langsung terhadap organ-organ lain, seperti otak (yang akan menimbulkan stroke) dan otot jantung (menimbulkan hipertrofi ventrikel kanan) dengan demikian jantung menjadi penyebab utama penyakit stroke dan pembawa kematian yang tinggi.
Namun meskipun telah terjadi banyak perkembangan dalam metode pencegahan, deteksi, pengobatan dan kontrol tekanan darah tinggi, hipertensi tetap merupakan masalah yang sangat penting bagi kesehatan masyarakat. Berdasarkan survey pemeriksaan kesehatan dan nutrisi ke tiga atau National Health and Nutrition Examination Survey III (NHANES III), kira-kira 43 juta masyarakat sipil Amerika usia 18 tahun atau lebih, telah terdiagnosis mengalami hipertensi. Dari sekitar 20 juta dari 43 juta penderita hipertensi tersebut tidak diobati dengan obat antihipertensi.
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi ke dalam dua jenis, yaitu :
a. Hipertensi primer (esensial) merupakan kejadian hipertensi yang menjangkiti sesorang tanpa penyebab yang jelas.
b. Hipertensi sekunder merupakan kejadian hipertensi yang dialami seseorang dengan penyebab yang spesifik. Misalnya karena renovaskuler, atau koartasio aorta.


BAB II
PERMASALAHAN

A. Angka kesakitan
Tahun 1996 di Malaysia dari 21.931 warga Malaysia dewasa sebesar 33 % dari warga Malaysia tersebut mengalami hipertensi (Lim, 2004).

B. Angka kematian
Hipertensi membunuh 56.561 jiwa di Amerika pada tahun 2006 (Anonim, 2010).

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

A. Keluhan dan Gejala Penyakit
Hipertensi pada umumnya tidak menyebabkan gejala. Sakit kepala, kelelahan, pusing terkadang sering dirasakan oleh seseorang yang mengalami hipertensi, kondisi inilah yang sering dikeluhkan oleh pasien dengan hipertensi saat pasien mencari nasihat medis untuk komplikasinya. Komplikasi pada hipertensi dapat menjadi serius dan bisa berakibat fatal. Komplikasi pada hipertensi antara lain infark miokard, gagal jantung kongestif, trombotik dan stroke hemoragik, hipertensi ensefalopati, dan kegagalan ginjal. Ini sebabnya hipertensi disebut sebagai silent killer.
Gejala fisik juga tidak ditemukan pada hipertensi tahap awal, dan perubahan pada umumnya ditemukan hanya dalam tahap lanjutan, hanya pada kasus yang lebih parah. Gejala tersebut diantaranya retinopati hipertensi,yang ditandai dengan penyempitan arteri, perdarahan retina dan eksudat disertai dengan pembengkakan saraf optik (papilledema).
Dalam semua bentuk hipertensi apapun penyebabnya, penyakit ini dapat memasuki fase ganas secara tiba-tiba. Dalam hipertensi ganas atau malignant hypertension, terdapat kematian jaringan dalam arteriol, sehingga mampu menyebabkan gagal jantung kongestif, dan gagal ginjal. Jika tidak diobati, malignant hypertension akan berakibat fatal hanya dalam jangka waktu satu tahun (Stephen et all, 1989)

B. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik
Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menunjang diagnosis penyakit hipertensi pada umumnya dibagi menjadi dua, yaitu pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan fisik yaitu dengan melakukan pengukuran tekanan darah secara berkala. Pemeriksaan laboratorium antara lain, tes urin untuk mengetahui adanya protein atau darah pada urin karena ginjal tidak dapat memfiltrasi protein, sehingga protein dapat masuk ke dalam ginjal yang nantinya akan keluar bersama urin. (Anonim, 2009)
C. Faktor-faktor risiko
Penyebab hipertensi tidak diketahui secara pasti. Namun, faktor-faktor tertentu dapat dikatakan sebagai faktor risiko hipertensi, antara lain:
a. Umur
Hipertensi terjadi pada golongan umur 40 tahun keatas. Namun sekarang ini penyakit hipertensi juga banyak ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda. Menurut penelitian L.F Hsu, et all pada tahun 2000, kasus hipertensi pada remaja dan dewasa muda pada umumnya merupakan hipertensi sekunder dengan penyebab yang paling dominan adalah koartasio aorta dan ada pula yang dikarenakan renal kardiovaskuler dan gangguan endokrin.
b. Ras/Suku
Penyakit hipertensi lebih banyak terjadi pada orang kulit hitam daripada kulit putih. Di Amerika risiko terserang hipertensi pada kaum laki-laki kulit hitam sebesar 35% dan sedangkan pada kaum kulit laki-laki putih prevalensinya 24,4% (Anonim, 2008).
c. Urban/Rural
Kasus hipertensi lebih banyak terjadi di perkotaan daripada di pedesaan Penelitian di India mencatat, prevalensi Hipertensi pada tahun 1994 sebesar 25% kaum laki-laki di kota delhi dan hanya 13% di desa Haryana (Anonim, 2002)
d. Jenis kelamin
Penyakit hipertensi lebih banyak menyerang kaum wanita daripada laki-laki (Lim, 2004).
e. Obesitas
Berdasarkan penelitian Omoriguwa dkk tahun 2009, dari ke semua objek yang ditemukan menderita hipertensi kesemuanya juga mengalami obesitas. Hal ini menunjukkan bahwa obesitas menjadi faktor risiko independen untuk penyakit kardiovaskuler seperti hipertensi.

D. Cara pencegahan


E. Cara pengobatan

F. Rehabilitasi

Rehabilitasi merupakan upaya perbaikan dampak negatif dari hipertensi yang tidak bisa diobati. Upaya yang dapat dilakukan oleh penderita hipertensi antara lain dengan perubahan pola makan dan gaya hidup sehat yang harus dilakukan secara kontinum. Hal-hal lain yang dilakukan dan bertujuan agar tekanan darah selalu dalam keadaan normal seperti menurunkan berat badan hingga mencapai berat badan ideal, berolahraga, dan pola makan seimbang seperti mengurangi asupan garam karena didalam garam terdapat kandungan sodium yang dapat meningkatkan tekanan darah bagi orang yang memiliki sensitifitas garam (Anonim, 2010) . Yang terpenting dalam rehabilitasi hipertensi kronis yang sudah sangat sulit untuk disembuhkan adalah berusaha semaksimal mungkin agar tekanan darahnya selalu berada dalam keadaan yang stabil dengan melakukan hal-hal yang telah dijelaskan diatas karena apabila tekanan darah melonjak dengan drastis dan tiba-tiba ( krisis hipertensi) maka disanalah hal yang buruk akan terjadi pada dirinya.

G. Prognosis
Prognosis bagi penderita hipertensi adalah baik bila terdeteksi secara dini dan segera mendapat pengobatan, begitu pula sebaliknya, jika hipertensi tidak disadari dan tidak dilakukan pengobatan dengan segara serta tidak pula dikendalikan maka prognosis akan menjadi buruk dan akan menimbulkan kematian. Penyakit hipertensi tidak bisa disembuhkan secara sempurna, hanya dapat dikendalikan agar tekanan darah penderita stabil.


BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah arteri secara persisten. Seseorang dinyatakan hipertensi jika tekanan darahnya menunjukkan angka diatas 140/90 mmHg (Lim, 2004).
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2, yaitu hipertensi primer atau merupakan hipertensi dengan penyebab yang tidak diketahui secara pasti. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyebab spesifik tertentu, misalnya penyakit ginjal, penyakit endokrin atau karena penyakit koartasio aorta.
Pada tahun 1996 di Malaysia dari 21.931 warga Malaysia dewasa sebesar 33 % dari warga Malaysia tersebut mengalami hipertensi (Lim, 2004). Hipertensi membunuh 56.561 jiwa di Amerika pada tahun 2006 (Anonim, 2010).


BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. High Blood Pressure. www.patient.co.uk. Diakses pada tanggal 25 September 2010.
Anonim. 2010. Sodium in Diet. www.nlm.nih.gov. Diakses pada tanggal 25 September 2010.
Anonim. 2002. National Cardiovascular Disease Database. www.whoindia.org. Diakses pada tanggal 24 September 2010.
Anonim. 2003. Hypertention
Z Morad, Lim. 2004. Prevalence, Awareness, Treatment And Control Of Hypertension In The Malaysian Adult Population: Result From The National Health And Morbidity Survey 1996. www.sma.org. Diakses pada tanggal 24 September 2010.


thx to :





1. Faaris A.R (G1B008002)

2. Gugun Gunara (G1B008022)
3. Dwi Ari P (G1B008044)


4.Yannita Kejora (G1B008068)
5.Anggita Ningrum (G1B008102)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Leaflet Gizi Diit Atlet Sepak Bola

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP PERILAKU KUNJUNGAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI PUSKESMAS KEJAKSAN KOTA CIREBON

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan ibu dan perinatal merupakan masalah nasional yang perlu mendapat prioritas utama, karena sangat menentukan kualitas sumber daya manusia pada generasi mendatang. Perhatian terhadap ibu dalam sebuah keluarga perlu mendapat perhatian khusus karena Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi bahkan tertinggi di antara negara-negara Association South East Asian Nation (ASEAN). Dimana AKI saat melahirkan tahun 2005 tercatat 307 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB) 35 per 1.000 kelahiran hidup (Azrul Azwar, 2005). Upaya menurunkan AKI pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategis “Empat Pilar Safe Motherhood”, dimana salah satunya yaitu akses terhadap pelayanan pemeriksaan kehamilan yang mutunya masih perlu ditingkatkan terus. Pemeriksaan kehamilan yang baik dan tersedianya fasilitas rujukan bagi kasus risiko tinggi dapat menurunkan angka kematian ibu. Petugas kesehatan seharusnya dapat mengidentifikas

BAB 3 sterilisasi

Kompetensi : mahasiswa mengetahui sterilisasi dengan autoklaf, filtrasi, tyndalisasi mahasiswa dapat melakukan kerja aseptis Sterilisasi : 1. Pengertian sterilisasi 2. Macam-macam sterilisasi a. Sterilisasi secara mekanik (filtrasi) b. Sterilisasi secara fisik · Pemanasan - Dengan api langsung - Panas kering - Uap air panas - Uap air panas bertekanan · Penyinaran UV c. Sterilisasi secara kimia à dengan larutan disinfektan 3. Prosedur/Teknik aseptis a. Mensterilkan meja kerja b. Memindahkan biakan ( streak ) c. Menuang media d. Pipetting 4. Prinsip cara kerja autoklaf 5. Sterilisasi dengan cara penyaringan 6. Tyndalisasi 7. Sterilisasi dengan udara panas 8. Prinsip kerja Biological Safety Cabinet Pengertian Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan. Macam-macam sterilisasi Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan deng