BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi yang kelihatannya sehat belum tentu kebal terhadap berbagai penularan penyakit infeksi yang berbahaya. Pada masa awal kehidupannya, bayi sangat rentan terkena penyakit berbahaya. Penyakit infeksi berbahaya yang dapat menyerang bayi antara lain seperti penyakit saluran pernapasan akut, polio, HIV, HSV, Hepatitis B, kerusakan hati, tetanus, campak, dan banyak lagi penyakit berbahaya lainnya.
Anak yang terkena penyakit penyakit tersebut memiliki resiko kematian yang tinggi. Jika tidak sampai meninggal dunia, serangan virus dari penyakit akan menyebabkan derita fisik dan mental berkepanjangan dan bahkan bisa menimbulkan cacat. Beberapa penyakit yang menyerang anak tersebut ada yang bisa dicegah dengan imunisasi namun ada juga yang tidak. Penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi salah satunya adalah hepatitis B.
Imunisasi hepatitis B ini juga merupakan imunisasi yang diwajibkan. Penyakit Hepatitis B disebabkan virus VHB. Bila terinfeksi pada manusia sulit disembuhkan. Bila sejak lahir telah terinfeksi virus hepatitis B (VHB) dapat menyebabkan kelainan-kelainan yang dibawanya terus hingga dewasa. Sangat mungkin terjadi sirosis atau pengerutan hati.
Bayi atau anak-anak banyak yang terinfeksi hepatitis B. Di beberapa Negara di dunia, misalnya daerah afrika, eropa timur, timur tengah, asia tengah asia tenggara, islandia pasifik dan lembah sungai amazon sebagian adalah bayi atau anak-anak, dan lebih dari 20% populasi dewasa hasil testnya positif karena telah terlebih dahulu terinfeksi. Diatas populasi itu, 8 sampai 15% terinfeksi HBV kronik. Secara global, virus tersebut disebarkan kedalam lebih dari 2 milyar penduduk dengan bukti infeksi HBV sebelumnya dan lebih dari 350 juta carier kronik virus tersebut, dengan data estimasi 1 juta meninggal tiap tahun karena sirosis dan hepatocellular carsinoma.
Upaya pencegahan adalah langkah terbaik. Jika ada salah satu anggota keluarga dicurigai terkena Virus Hepatitis B, biasanya dilakukan screening terhadap anak-anaknya untuk mengetahui apakah membawa virus atau tidak. Selain itu, imunisasi merupakan langkah efektif untuk mencegah masuknya virus hepatitis B.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana transmisi dan pengaruh infeksi hepatitis B terhadap bayi
2. Bagaimana efektifitas imunisasi dalam mencegah hepatitis B pada bayi
BAB II
METODE PENELITIAN
Peneliti dalam jurnal ini menggunakan metode retrospektif karena peneliti menggunakan hasil penelitian orang lain sebagai kajian pustaka, serta menggunakan data-data sekunder sebagai penguat.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Transmisi dan Pengaruh Hepatitis terhadap Bayi
1. Transmisi hepatitis B
Hepatitis B merupakan bentuk hepatitis yang lebih serius dibandingkan dengan jenis hepatitis lainnya. Infeksi HBV ditularkan dari paparan perkutan atau mukosal dari darah atau cairan tubuh seseorang yang terinfeksi. Seseorang yang terinfeksi tanpa adanya gejala tetap bisa mentransmisikan virus.
Sumber umum dari paparan diantaranya adalah kontak seksual, jarum suntik yang terkontaminasi, darah atau produk darah yang terkontaminasi, dan paparan perinatal bagi ibu yang terinfeksi. Pada 1 dari 3 kasus infeksi HBV akut, sumber paparan tidak diketahui. Di negara dengan angka penyakit endemis rendah, transmisi utamanya disebabkan oleh berganti-ganti pasangan sex atau pengguna narkoba suntik.
Transmisi penularan selain melalui hubungan seksual juga telah ditemukan pada kasus antar anggota keluarga yang terpapar dengan penderita dalam waktu lama. Meskipun mekanisme belum mampu dijelaskan, ada yang menunjukkan bahwa transmisi horizontal HBV dapat terjadi pada bayi, anak-anak, dan siswa SD yang tinggal dengan anggota keluarga yang terinfeksi. HBV ditransmisikan dengan jalan fekal-oral.
Banyak jalan masuk virus hepatitis B ke tubuh anak dan penularannya dapat terjadi secara vertikal maupun horizontal. Cara masuk yang sangat potensial adalah melalui jalan lahir. Penularan secara horizontal dapat terjadi melalui kontak erat dengan para anggota keluarga yang mengidap hepatitis B, cara lain melalui kontak dengan darah penderita, semisal transfusi darah. Bisa juga melalui alat-alat medis yang sebelumnya telah terkontaminasi darah dari penderita hepatitis B, seperti jarum suntik yang tidak steril atau peralatan yang ada di klinik.
Di negara dimana terjadi endemis HBV, sebagian besar infeksi terjadi secara vertikal dari ibu ke anaknya pada periode peripartum atau dari infeksi saat bayinya baru lahir (awal kehidupan). Penularan secara vertikal dari ibu kepada bayi dapat terjadi pada saat didalam kandungan , mulai pada saat proses kelahiran atau setelah kelahiran.
2. Pengaruh pada bayi
Jika sang anak terinfeksi HBV maka akan berdampak buruk terhadap masa depannya. Efek resiko dari akibat penularan hepatitis B ini akan tinggi jika kejadiannya lebih awal / usia dini dan berangsur menurun pada usia yang dewasa. Sebagai gambarannya agar lebih jelas maka bila infeksi terjadi pada masa bayi maka resiko menjadi kronis sebesar 90% sedangkan bila infeksi terjadi pada usia dewasa maka resiko menjadi kronis akan semakin berkurang.
Berdasarkan penelitian kejadian infeksi HBV di Taiwan yang dilakukan secara prospektif kepada bayi yang menderita hepatitis B sejak dilahirkan, menunjukkan bahwa 25% infeksi virus HBV tersebut akan menetap atau bertahan lama dalam tubuh bayi atau anak dan berkembang menjadi sirosis yang kemudian dapat berakhir dengan kematian.
Angka kematian mencapai 25% untuk infeksi tetap atau berkepanjangan yang kemudian akan terjadi perkembangan pada masa remaja dan dewasa muda. Kematian tersebut disebabkan oleh terjadinya hepatocellular carsinoma atau infeksi tersebut berkembang menjadi sirosis (pengerutan hati) , sementara pada penderita dewasa hanya 15 % yang akan berkembang menjadi sirosis atau kanker hati.
Bayi baru lahir dapat terjangkit hepatitis B bila ibu terjangkit hepatitis B, sehingga penularan terjadi selama masa kehamilan, biasanya gejala klinis tidak langsung terjadi. Hal ini dapat menjadi masalah yang serius karena keluarga akan sulit mendeteksi adanya infeksi hepatitis B pada anaknya. Akhirnya hepatitis B akan mudah berkembang menjadi kronik dan menyebabkan gangguan tumbuh kembang pada anak(anak sering sakit) yang akhirnya juga menjadi beban ekonomi bagi keluarga.
Hepatitis B pada anak bisa sembuh total, tetapi jarang terjadi. Anak akan menjadi karier aktif, dan sering kambuh atau penyakit berjalan kronis dan menjadi sirosis atau kanker hati.
B. Efektifitas Imunisasi Hepatitis B pada Bayi
Strategi efektif untuk mencegah infeksi HBV dapat dilakukan dengan menghindari kebiasaan berisiko tinggi seperti melakukan hubungan seksual yang sehat,selain itu pencegahan paparan ke darah dan cairan tubuh, skrinig pada wanita hamil karena kehadiran NBV, imunisasi aktif dengan vaksin hepatitis B, dan imunisasi pasif dengan imunoglobulin hepatitis B sebelum atau setelah terjadi paparan. Perlindungan optimal dapat dicapai dengan melengkapi rangkaian vaksin hepatitis B sebelum paparan terjadi.
Program imunisasi telah banyak dikembangkan untuk melawan HBV, yang mana telah berhasil mengurangi kejadian infeksi kronis HBV dan hepatocellular carcinoma. Pada tahun 1991, komite Penasehat Imunisasi Pratik (ACIP) merekomendasikan strategi yang komprehensif untuk mengurangi penularan HBV di Amerika Serikat dengan melakukan vaksinasi secara universal pada bayi. Pada tahun 1995, ditambahkan imunisasi pada remaja secara rutin. Pada tahun 1999, kegiatan yang telah dilakukan dimodofikasi untuk mengadakan imunisasi pada semua orang hingga berumur 18 tahun. Kegiatan tersebut telah mengurangi kejadian infeksi HBV akut di Amerika Serikat (dari 8,5 kasus per 100.000 orang pada tahun 1990 menjadi 2,8 kasus per 100.000 di tahun 2002, penurunan tersebut sebanyak 67 persen).
Data menunjukkan adanya penurunan penderita baik yang akut maupun yang kronik pada penderita infeksi HBV sebagai hasil program imunisasi untuk bayi, anak-anak, dan remaja. WHO telah merekomendasikan bahwa semua Negara harus memberikan imunusasi HBV secara universal yaitu program untuk bayi dan remaja. Pada tahun 2003, 79 persen dari 192 negara anggota WHO telah melaksanakan kebijakan imunisasi universal terhadap HBV. Salah satu contah nyata dari imunisasi tersebut adanya penurunan insiden infeksi HBV neonatal di Taiwan setelah adnya pengenalan dan penggunaan vaksin hepatitis B.
Antibodi seseorang akan menurun dengan meningkatnya usia. Pasien yang usianya lebih dari 30 tahun memiliki resiko tidak memberikan respon terhadap vaksin HBV, dibandingkan dengan orang yang lebih muda. Dengan demikian, imunisasi selama masa kanak-kanak atau remaja mempunyai potensi perlindungan terbesar dan memberikan kekebalan seumur hidup.
Immunoglobulin hepatitis B digunakan untuk mencegah infeksi hepatitis B pada orang-orang yang tak menunjukkan kekebalan terhadap HBV padahal telah terpapar virus ini saat sebelum lahir (misalnya bayi yang terlahir dari ibu yang positif HBsAg), atau yang telah melakukan kontak kulit ataupun mukosal dengan darah yang positif HBsAg ataupun dengan cairan tubuh atau dengan kontak seksual dengan orang yang positif HBsAG, atau pada kasus bayi di bawah 12 bulan terjadinya paparan dari pengasuhnya yang telah diagnosa mengalami infeksi hepatitis B akut.
Vaksin pada bayi biasanya diberikan dalam tiga dosis, dengan dosis kedua diberikan satu bulan setelah dosis pertama dan dosis ketiga diberikan enam bulan setelah dosis pertama. Peran dari program vaksin HBV adalah meningkatkan pertahanan yang baik. Sembilan puluh persen orang dewasa yang sehat dan 95 persen bayi, anak-anak, dan remaja memiliki pelindung serumanti-HBs setelah divaksin
Selain itu untuk mencegah penularan secara vertikal, para wanita harus melakukan skrinning terhadap HBsAg pada kunjungan sebelum kelahiran yang pertama. Dan jika seronegatif tapi beresiko tinggi, maka harus kembali melakukan skrinning pada masa akhir kehamilan. Karena pemberian vaksin hepatitis B aman terhadap semua tahap kehamilan, maka wanita hamil yang tidak mempunyai kekebalan dan tidak terinfeksi dapat melakukan imunisasi ini. Semua bayi tersebut selanjutnya harus menjalani test terhadap antibodi HB dan HbsAg pada usia 9-15 bulan.
Bagi wanita hamil dengan hasil seropositif, bayi akan membutuhkan immunoglobulin hepatitis B dan vaksinasi saat lahir. Jika ayah bayi juga positif hepatitis B, maka ibu hamil yang beresiko tinggi di uji lagi di trimester terakhir kehamilan dan harus direkomendasikan imunisasi, karena vaksin HBV tidak kontra indikasi selama kehamilan.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Jalan masuk virus hepatitis B ke tubuh anak dan penularannya dapat terjadi secara vertikal maupun horizontal. Penularan secara horizontal dapat terjadi melalui kontak erat dengan para anggota keluarga yang mengidap hepatitis B, cara lain melalui kontak dengan darah penderita, semisal transfusi darah. Bisa juga melalui alat-alat medis yang sebelumnya telah terkontaminasi darah dari penderita hepatitis B, seperti jarum suntik yang tidak steril atau peralatan yang ada di klinik. Penularan secara vertikal dari ibu kepada bayi dapat terjadi pada saat didalam kandungan , mulai pada saat proses kelahiran atau setelah kelahiran.
Hepatitis B pada anak bisa sembuh total, tetapi jarang terjadi. Anak akan menjadi karier aktif, dan sering kambuh atau penyakit berjalan kronis dan menjadi sirosis atau kanker hati. Bayi yang menderita hepatitis B sejak dilahirkan, menunjukkan bahwa 25% infeksi virus HBV tersebut akan menetap atau bertahan lama dalam tubuh bayi atau anak dan berkembang menjadi sirosis yang kemudian dapat berakhir dengan kematian.
Pencegahan hepatitis B pada bayi dapat dilakukan dengan imunisasi baik aktif maupun pasif. Imunisasi aktif dengan vaksin hepatitis B, dan imunisasi pasif dengan imunoglobulin hepatitis B sebelum atau setelah terjadi paparan. Imunisasi selama masa kanak-kanak atau remaja mempunyai berpotensi memberikan perlindungan yang besar. Program imunisasi untuk melawan HBV, telah berhasil mengurangi kejadian infeksi kronis HBV dan hepatocellular carcinoma.
Daftar Pustaka
Poland, Gregory. Prevention of Hepatitis B with the Hepatitis B Vaccine. The new england journal of medicine 2004;12:2832-7. www.nejm.org. Diakses 5 Maret 2010
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi yang kelihatannya sehat belum tentu kebal terhadap berbagai penularan penyakit infeksi yang berbahaya. Pada masa awal kehidupannya, bayi sangat rentan terkena penyakit berbahaya. Penyakit infeksi berbahaya yang dapat menyerang bayi antara lain seperti penyakit saluran pernapasan akut, polio, HIV, HSV, Hepatitis B, kerusakan hati, tetanus, campak, dan banyak lagi penyakit berbahaya lainnya.
Anak yang terkena penyakit penyakit tersebut memiliki resiko kematian yang tinggi. Jika tidak sampai meninggal dunia, serangan virus dari penyakit akan menyebabkan derita fisik dan mental berkepanjangan dan bahkan bisa menimbulkan cacat. Beberapa penyakit yang menyerang anak tersebut ada yang bisa dicegah dengan imunisasi namun ada juga yang tidak. Penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi salah satunya adalah hepatitis B.
Imunisasi hepatitis B ini juga merupakan imunisasi yang diwajibkan. Penyakit Hepatitis B disebabkan virus VHB. Bila terinfeksi pada manusia sulit disembuhkan. Bila sejak lahir telah terinfeksi virus hepatitis B (VHB) dapat menyebabkan kelainan-kelainan yang dibawanya terus hingga dewasa. Sangat mungkin terjadi sirosis atau pengerutan hati.
Bayi atau anak-anak banyak yang terinfeksi hepatitis B. Di beberapa Negara di dunia, misalnya daerah afrika, eropa timur, timur tengah, asia tengah asia tenggara, islandia pasifik dan lembah sungai amazon sebagian adalah bayi atau anak-anak, dan lebih dari 20% populasi dewasa hasil testnya positif karena telah terlebih dahulu terinfeksi. Diatas populasi itu, 8 sampai 15% terinfeksi HBV kronik. Secara global, virus tersebut disebarkan kedalam lebih dari 2 milyar penduduk dengan bukti infeksi HBV sebelumnya dan lebih dari 350 juta carier kronik virus tersebut, dengan data estimasi 1 juta meninggal tiap tahun karena sirosis dan hepatocellular carsinoma.
Upaya pencegahan adalah langkah terbaik. Jika ada salah satu anggota keluarga dicurigai terkena Virus Hepatitis B, biasanya dilakukan screening terhadap anak-anaknya untuk mengetahui apakah membawa virus atau tidak. Selain itu, imunisasi merupakan langkah efektif untuk mencegah masuknya virus hepatitis B.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana transmisi dan pengaruh infeksi hepatitis B terhadap bayi
2. Bagaimana efektifitas imunisasi dalam mencegah hepatitis B pada bayi
BAB II
METODE PENELITIAN
Peneliti dalam jurnal ini menggunakan metode retrospektif karena peneliti menggunakan hasil penelitian orang lain sebagai kajian pustaka, serta menggunakan data-data sekunder sebagai penguat.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Transmisi dan Pengaruh Hepatitis terhadap Bayi
1. Transmisi hepatitis B
Hepatitis B merupakan bentuk hepatitis yang lebih serius dibandingkan dengan jenis hepatitis lainnya. Infeksi HBV ditularkan dari paparan perkutan atau mukosal dari darah atau cairan tubuh seseorang yang terinfeksi. Seseorang yang terinfeksi tanpa adanya gejala tetap bisa mentransmisikan virus.
Sumber umum dari paparan diantaranya adalah kontak seksual, jarum suntik yang terkontaminasi, darah atau produk darah yang terkontaminasi, dan paparan perinatal bagi ibu yang terinfeksi. Pada 1 dari 3 kasus infeksi HBV akut, sumber paparan tidak diketahui. Di negara dengan angka penyakit endemis rendah, transmisi utamanya disebabkan oleh berganti-ganti pasangan sex atau pengguna narkoba suntik.
Transmisi penularan selain melalui hubungan seksual juga telah ditemukan pada kasus antar anggota keluarga yang terpapar dengan penderita dalam waktu lama. Meskipun mekanisme belum mampu dijelaskan, ada yang menunjukkan bahwa transmisi horizontal HBV dapat terjadi pada bayi, anak-anak, dan siswa SD yang tinggal dengan anggota keluarga yang terinfeksi. HBV ditransmisikan dengan jalan fekal-oral.
Banyak jalan masuk virus hepatitis B ke tubuh anak dan penularannya dapat terjadi secara vertikal maupun horizontal. Cara masuk yang sangat potensial adalah melalui jalan lahir. Penularan secara horizontal dapat terjadi melalui kontak erat dengan para anggota keluarga yang mengidap hepatitis B, cara lain melalui kontak dengan darah penderita, semisal transfusi darah. Bisa juga melalui alat-alat medis yang sebelumnya telah terkontaminasi darah dari penderita hepatitis B, seperti jarum suntik yang tidak steril atau peralatan yang ada di klinik.
Di negara dimana terjadi endemis HBV, sebagian besar infeksi terjadi secara vertikal dari ibu ke anaknya pada periode peripartum atau dari infeksi saat bayinya baru lahir (awal kehidupan). Penularan secara vertikal dari ibu kepada bayi dapat terjadi pada saat didalam kandungan , mulai pada saat proses kelahiran atau setelah kelahiran.
2. Pengaruh pada bayi
Jika sang anak terinfeksi HBV maka akan berdampak buruk terhadap masa depannya. Efek resiko dari akibat penularan hepatitis B ini akan tinggi jika kejadiannya lebih awal / usia dini dan berangsur menurun pada usia yang dewasa. Sebagai gambarannya agar lebih jelas maka bila infeksi terjadi pada masa bayi maka resiko menjadi kronis sebesar 90% sedangkan bila infeksi terjadi pada usia dewasa maka resiko menjadi kronis akan semakin berkurang.
Berdasarkan penelitian kejadian infeksi HBV di Taiwan yang dilakukan secara prospektif kepada bayi yang menderita hepatitis B sejak dilahirkan, menunjukkan bahwa 25% infeksi virus HBV tersebut akan menetap atau bertahan lama dalam tubuh bayi atau anak dan berkembang menjadi sirosis yang kemudian dapat berakhir dengan kematian.
Angka kematian mencapai 25% untuk infeksi tetap atau berkepanjangan yang kemudian akan terjadi perkembangan pada masa remaja dan dewasa muda. Kematian tersebut disebabkan oleh terjadinya hepatocellular carsinoma atau infeksi tersebut berkembang menjadi sirosis (pengerutan hati) , sementara pada penderita dewasa hanya 15 % yang akan berkembang menjadi sirosis atau kanker hati.
Bayi baru lahir dapat terjangkit hepatitis B bila ibu terjangkit hepatitis B, sehingga penularan terjadi selama masa kehamilan, biasanya gejala klinis tidak langsung terjadi. Hal ini dapat menjadi masalah yang serius karena keluarga akan sulit mendeteksi adanya infeksi hepatitis B pada anaknya. Akhirnya hepatitis B akan mudah berkembang menjadi kronik dan menyebabkan gangguan tumbuh kembang pada anak(anak sering sakit) yang akhirnya juga menjadi beban ekonomi bagi keluarga.
Hepatitis B pada anak bisa sembuh total, tetapi jarang terjadi. Anak akan menjadi karier aktif, dan sering kambuh atau penyakit berjalan kronis dan menjadi sirosis atau kanker hati.
B. Efektifitas Imunisasi Hepatitis B pada Bayi
Strategi efektif untuk mencegah infeksi HBV dapat dilakukan dengan menghindari kebiasaan berisiko tinggi seperti melakukan hubungan seksual yang sehat,selain itu pencegahan paparan ke darah dan cairan tubuh, skrinig pada wanita hamil karena kehadiran NBV, imunisasi aktif dengan vaksin hepatitis B, dan imunisasi pasif dengan imunoglobulin hepatitis B sebelum atau setelah terjadi paparan. Perlindungan optimal dapat dicapai dengan melengkapi rangkaian vaksin hepatitis B sebelum paparan terjadi.
Program imunisasi telah banyak dikembangkan untuk melawan HBV, yang mana telah berhasil mengurangi kejadian infeksi kronis HBV dan hepatocellular carcinoma. Pada tahun 1991, komite Penasehat Imunisasi Pratik (ACIP) merekomendasikan strategi yang komprehensif untuk mengurangi penularan HBV di Amerika Serikat dengan melakukan vaksinasi secara universal pada bayi. Pada tahun 1995, ditambahkan imunisasi pada remaja secara rutin. Pada tahun 1999, kegiatan yang telah dilakukan dimodofikasi untuk mengadakan imunisasi pada semua orang hingga berumur 18 tahun. Kegiatan tersebut telah mengurangi kejadian infeksi HBV akut di Amerika Serikat (dari 8,5 kasus per 100.000 orang pada tahun 1990 menjadi 2,8 kasus per 100.000 di tahun 2002, penurunan tersebut sebanyak 67 persen).
Data menunjukkan adanya penurunan penderita baik yang akut maupun yang kronik pada penderita infeksi HBV sebagai hasil program imunisasi untuk bayi, anak-anak, dan remaja. WHO telah merekomendasikan bahwa semua Negara harus memberikan imunusasi HBV secara universal yaitu program untuk bayi dan remaja. Pada tahun 2003, 79 persen dari 192 negara anggota WHO telah melaksanakan kebijakan imunisasi universal terhadap HBV. Salah satu contah nyata dari imunisasi tersebut adanya penurunan insiden infeksi HBV neonatal di Taiwan setelah adnya pengenalan dan penggunaan vaksin hepatitis B.
Antibodi seseorang akan menurun dengan meningkatnya usia. Pasien yang usianya lebih dari 30 tahun memiliki resiko tidak memberikan respon terhadap vaksin HBV, dibandingkan dengan orang yang lebih muda. Dengan demikian, imunisasi selama masa kanak-kanak atau remaja mempunyai potensi perlindungan terbesar dan memberikan kekebalan seumur hidup.
Immunoglobulin hepatitis B digunakan untuk mencegah infeksi hepatitis B pada orang-orang yang tak menunjukkan kekebalan terhadap HBV padahal telah terpapar virus ini saat sebelum lahir (misalnya bayi yang terlahir dari ibu yang positif HBsAg), atau yang telah melakukan kontak kulit ataupun mukosal dengan darah yang positif HBsAg ataupun dengan cairan tubuh atau dengan kontak seksual dengan orang yang positif HBsAG, atau pada kasus bayi di bawah 12 bulan terjadinya paparan dari pengasuhnya yang telah diagnosa mengalami infeksi hepatitis B akut.
Vaksin pada bayi biasanya diberikan dalam tiga dosis, dengan dosis kedua diberikan satu bulan setelah dosis pertama dan dosis ketiga diberikan enam bulan setelah dosis pertama. Peran dari program vaksin HBV adalah meningkatkan pertahanan yang baik. Sembilan puluh persen orang dewasa yang sehat dan 95 persen bayi, anak-anak, dan remaja memiliki pelindung serumanti-HBs setelah divaksin
Selain itu untuk mencegah penularan secara vertikal, para wanita harus melakukan skrinning terhadap HBsAg pada kunjungan sebelum kelahiran yang pertama. Dan jika seronegatif tapi beresiko tinggi, maka harus kembali melakukan skrinning pada masa akhir kehamilan. Karena pemberian vaksin hepatitis B aman terhadap semua tahap kehamilan, maka wanita hamil yang tidak mempunyai kekebalan dan tidak terinfeksi dapat melakukan imunisasi ini. Semua bayi tersebut selanjutnya harus menjalani test terhadap antibodi HB dan HbsAg pada usia 9-15 bulan.
Bagi wanita hamil dengan hasil seropositif, bayi akan membutuhkan immunoglobulin hepatitis B dan vaksinasi saat lahir. Jika ayah bayi juga positif hepatitis B, maka ibu hamil yang beresiko tinggi di uji lagi di trimester terakhir kehamilan dan harus direkomendasikan imunisasi, karena vaksin HBV tidak kontra indikasi selama kehamilan.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Jalan masuk virus hepatitis B ke tubuh anak dan penularannya dapat terjadi secara vertikal maupun horizontal. Penularan secara horizontal dapat terjadi melalui kontak erat dengan para anggota keluarga yang mengidap hepatitis B, cara lain melalui kontak dengan darah penderita, semisal transfusi darah. Bisa juga melalui alat-alat medis yang sebelumnya telah terkontaminasi darah dari penderita hepatitis B, seperti jarum suntik yang tidak steril atau peralatan yang ada di klinik. Penularan secara vertikal dari ibu kepada bayi dapat terjadi pada saat didalam kandungan , mulai pada saat proses kelahiran atau setelah kelahiran.
Hepatitis B pada anak bisa sembuh total, tetapi jarang terjadi. Anak akan menjadi karier aktif, dan sering kambuh atau penyakit berjalan kronis dan menjadi sirosis atau kanker hati. Bayi yang menderita hepatitis B sejak dilahirkan, menunjukkan bahwa 25% infeksi virus HBV tersebut akan menetap atau bertahan lama dalam tubuh bayi atau anak dan berkembang menjadi sirosis yang kemudian dapat berakhir dengan kematian.
Pencegahan hepatitis B pada bayi dapat dilakukan dengan imunisasi baik aktif maupun pasif. Imunisasi aktif dengan vaksin hepatitis B, dan imunisasi pasif dengan imunoglobulin hepatitis B sebelum atau setelah terjadi paparan. Imunisasi selama masa kanak-kanak atau remaja mempunyai berpotensi memberikan perlindungan yang besar. Program imunisasi untuk melawan HBV, telah berhasil mengurangi kejadian infeksi kronis HBV dan hepatocellular carcinoma.
Daftar Pustaka
Poland, Gregory. Prevention of Hepatitis B with the Hepatitis B Vaccine. The new england journal of medicine 2004;12:2832-7. www.nejm.org. Diakses 5 Maret 2010
artikel yg menarik mas, dan juga cukup bagus dan saya tertarik dengan artikelnya, dan salam kenal bro dari mico nie, dan juga sekalian nie kalo ada yg suka dengan film box office terbaru silakan kunjungi situs gue ok, karena anda bisa download film secara gratis karena kita update film setiap harinya. terima kasih buat admin disini juga ya, gbu.keep blogging
BalasHapus