Kita ketahui bahwa adat adalah merupakan cerminan dari pada kepribadian sesuatu bangsa, merupakan salah satu penjelmaan dari pada jiwa bangsa.
Oleh karena itu, maka tiap bangsa didunia ini memiliki adat kebiasaan sendiri-sendiri yang satu dengan yang lainnya tidak sama. Justru oleh karena itu ketidaksamaan inilah kita dapat mengatakan, bahwa adat itu merupakan unsur yang terpenting yang memberikan identitas kepada bangsa.
Didalam negara Republik Indonesia ini, adat yang memiliki oleh daerah-daerah dan suku-suku bangsa adalah berbeda, meskipun dasar serta sifatnya adalah satu yaitu Indonesia. Oleh karena itu, maka adat bangsa Indonesia itu dikatakan merupakan “Bhineka Tunggal Ika” yang berarti walaupun berbeda-beda menjadi satu kesatuan dalam wadah Negara Pancasila.
Sepeti halnya dengan daerah lain di Indonesia yang memiliki kekayaan adat dan kebuadayaan masing masing. Di daerah tempat tinggal saya yaitu daerah Banyumas juga memiliki kekayaan budaya. Kebudayaan ini berupa kesenian seperti tari-tarian yang meliputi lengger, gambyong Banyumasan. Sedangkan kesenian lainnya berupa kesenian ebeg dan begalan.
Upacara Perkawinan
Perkawinan/pernikahan adalah salah suatu peristiwa yang sangat penting dalam penghidupan masyarakat kita sebab perkawinan itu tidak hanya menyangkut pria dan wanita bakal mempelai saja, tetapi juga orang tua kedua belah pihak, saudara-saudaranya, bahkan keluarga mereka masing-masing.
Dalam hukum adat perkawinan itu bukan hanya merupakan peristiwa penting bagi mereka yang masih hidup saja. Tetapi perkawinan juga merupakan peristiwa yang sangat berarti serta yang sepenuhnya mendapat perhatian dan diikuti oleh arwah-arwah para leluhur kedua belah pihak.
Dan dari arwah-arwah inilah kedua belah pihak berserta seluruh keluarganya mengharapkan juga restunya bagi mempelai berdua, hingga mereka ini setelah menikah selanjutnya dapat hidup rukun bahagia sebagai suami istri sampai “kaken-kaken ninen-ninen” (istilah jawa yang berarti sampai sang suami menjadi kaki-kaki dan sang istri menjadi nini-nini yang bercucu-cicit).
Oleh karena perkawinan mempunyai arti yang sangt pentingnya,maka pelaksanaannya senantiasa dimulai dan seterusnya disertai dengan berbagai-bagai upacara lengkap dengan “sesajen-sesajen nya”.
Ini semua barang kali dapat dinamakan takhyul, tetapi ternyata sampai sekarang hal-hal itu masih sangat meresap pada kepercayaan sebagian besar rakyat Indonesia dan oleh karenanya juga masih tetap dilakukan dimana-mana.
Upacara pernikahan adat Jawa Tengah melambangkan pertemuan antara pengantin wanita yang cantik dan pengantin pria yang gagah dalam suatu suasana yang khusus sehingga pengantin pria dan wanita seperti menjadi raja dan ratu sehari. Upacara pernikahan adat Jawa Tengah sudah menjadi tradisi masyarakat Jawa (Tengah dan Timur) dan merupakan adat kebiasaan turun temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan masyarakat saat ini. Upacara ini tidak lepas dari sistem religi masyarakat setempat yang sebagian besar termasuk masyarakat kejawen. Tradisi kejawen nampak pada saat prosesi pelaksanaan upacara pernikahan dengan menggunakan berbagai macam sesajian/sajen. Dengan tujuan agar tidak terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan dan membantu kelancaran prosesi upacara pernikahan tersebut. Sesajian/sesajen yang dipersiapkan merupakan refleksi kepercayaan masyarakat setempat pada berbagai macam roh-roh yang dipercaya dapat menolak kejadian-kejadian yang tidak diinginkan.
Penelitian ini menggunakan beberapa landasan teori antara lain konsep kebudayaan, konsep religi, konsep upacara adat, konsep folklor, dan konsep kebudayaan dengan menggunakan metode penelitian simbolisme upacara pernikahan adat Jawa Tengah sebagai folklor sebagian lisan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Melalui penelitian ini akan diperoleh suatu informasi yang dapat dijadikan sebagai pengetahuan. Tentang fenomena dari penelitian penyampaian informasi harus akurat dalam penelitiannya sehingga memperoleh pencapaian manfaat dan dilaksanakannya suatu penelitian.
Kesenian Begalan
Pelaksanaan/prosesi upacara pernikahan adat Jawa Tengah diawali dengan lamaran, persiapan pernikahan, hiasan pernikahan, siraman, upacara ngerik, gendhongan, dodol dawet, upacara midodaren, paningsetan / srah-srahan, nyantri, upacara ijab, upacara panggih.
Sedangkan pada masyarakat Banyumas tidak jauh berbeda dengan tradisi masyarakat Jawa Tengah pada umumnya. Biasanya rangkaian upacara pernikahan tersebut di dalamnya mempelai pria menginjak telurdan mempelai wanita membasuh kakinya. Juga terdapat saat mempelai pria dan wanita saling melemparkan daun sirih.
Yang menarik pada upacara pernikahan daerah Banyumas adalah adanya kesenian begalan. Kesenian begalan adalah salah satu kesenian Banyumas yang dilakukan oleh 2 orang. Dalam begalan ini, diceritakan ada seorang penjual yang memikul alat-alat rumah tangga yang di tengah jalan dirampok oleh perampok yang dinamakan tukang begal. Pada saat akan dirampok, tukang begal menanyakan fungsi dari masing-masing alat rumah tangga yang akan diirampoknya dan apa artinya dalam kehidupan pernikahan yang akan dijalani kedua mempelai. Sehingga orang yang memikul berbagai alat rumah tangga itu menjelaskan apa fungsi masing-masing alat rumah tangga yang dibawanya dan apa arti dalam kehidupan pernikahan yang akan dijalani. Bagaimana tugas masing-masing mempelai baik sebagai istri maupun suami. Sehingga maksud dari adanya begalan ini adalah untuk memberikan pesan-pesan kepada masing-masing mempelai dalammengarungi kehidupan rumah tangga.
Kesenian begalan biasanya diadakan pada upacara pernikahan antara anak pertama yang menikah dengan anak terakhir atau anak pertama yang menikah dengan anak pertama.
Bagi masyarakat Banyumas kesenian begalan dalam upacara pernikahan seperti di atas sudah merupakan sebuah tradisi dan adat yang sebaiknya dilakukan. Karena hal ini merupaka kebudayaan yang mungkin telah menjadi kepercayaan bagi masyarakat Banyumas, yang apabila tidak dilakukan akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam kehidupan rumah tangga yang akan diarungi kedua mempelai.
Ebeg
Kesenian ebeg adalah salah satu kesenian Banyumas yang dilakukan oleh beberapa orang laki-laki, biasanya berjumlah 10orang lengkap dengan kuda lumpingnya. Dalam kesenian ini didukung oleh musikdari gamelan, juga ada seorang dukun sebagai pengendali ebeg. Pada awal permainan biasanya ebeg hanya menari seperti biasa, tetapi semakin lama ebeg akan mulai kesurupan dan bertingkah liar.hal ini baisanya membuat orang-orang yang menonton takut tapi tetap tertarik untuk melihatnya. Karena pada saat mereka kesurupan, mereka akan bertingkah ekstrim seperti makan rumput atau kaca-kaca (beling). Dan ebeg ini hanya bisa dikendalikan oleh dukun ebeg, dan dukun ini juga yang dapat menyembuhkan kesurupan yang terjadi diantra pemain ebeg. Hati-hati dengan pemain ebeg yang kesurupan karena apabilakita terlalu dekat kita dapat ketularan menjadi ikut kesurupan atau yang biasa disebut dengan kena jantur. Hal yang menarik dari kesenian ini adalah adanya laisan,laisan yaitu adanya salah satu pemain ebeg dan biasanya dipilih yang memilki wajah mendekati cantik. Karena apda saat laisan ini, salah satu pemain ebeg akan dimasukkan ke dalam kurungan seorang diri, tetapibeberapa saat kemudian dia telah berubah menjadi wanita yang cantik lengkap dengan pakaian kebaya dan jarik.
Kesenian ebeg biasanya diadakan saat ada hajatan untuk perayaan pernikahan ataupun khitanan atau perayaan yang lain. Dan kesenian ini harus diasakan di tanah yang lapang.
Lengger dan Gambyong Banyumasan
Lengger dan gambyong banyumasan, keduanya merupakan seni tari dari daerah Banyumas. Dan keduanya dilakukan oleh penari perempuan. Hanya saja mungkin lengger merupakan jenis tarian dewasa, karena biasanya ada penonton pria yang ikut menari bersama penari dan mereka memberikan saweran (uang)kepada penari lengger. Sedangkan gambyong Banyumasan biasanya hanya untuk pertunjukkan seni biasa.
Kesenian-kesenian di Banyumas saat sekarang ini, menurut saya telah mengalami penurunan dalam hal mungkin tidak terlalu diminati seperti dulu. Hal ini dipengaruhi oleh adanya globalisasi yang semakin pesat sehingga membawa kebudayan dari negara lain yag mungkin lebih diminati dan dianggap tinggi khusunya di kalangan remaja. Walupun begitu, dari pemerintah Banyumas sendiri dan sebagian masyarakat Banyumas masih memelihara kesenian ini.juga adanya kurikulum muatan lokaldi Sd maupun di SMPmembantu dikenalnya kesenian Banyumas bagi anak-anak.
Oleh karena itu, maka tiap bangsa didunia ini memiliki adat kebiasaan sendiri-sendiri yang satu dengan yang lainnya tidak sama. Justru oleh karena itu ketidaksamaan inilah kita dapat mengatakan, bahwa adat itu merupakan unsur yang terpenting yang memberikan identitas kepada bangsa.
Didalam negara Republik Indonesia ini, adat yang memiliki oleh daerah-daerah dan suku-suku bangsa adalah berbeda, meskipun dasar serta sifatnya adalah satu yaitu Indonesia. Oleh karena itu, maka adat bangsa Indonesia itu dikatakan merupakan “Bhineka Tunggal Ika” yang berarti walaupun berbeda-beda menjadi satu kesatuan dalam wadah Negara Pancasila.
Sepeti halnya dengan daerah lain di Indonesia yang memiliki kekayaan adat dan kebuadayaan masing masing. Di daerah tempat tinggal saya yaitu daerah Banyumas juga memiliki kekayaan budaya. Kebudayaan ini berupa kesenian seperti tari-tarian yang meliputi lengger, gambyong Banyumasan. Sedangkan kesenian lainnya berupa kesenian ebeg dan begalan.
Upacara Perkawinan
Perkawinan/pernikahan adalah salah suatu peristiwa yang sangat penting dalam penghidupan masyarakat kita sebab perkawinan itu tidak hanya menyangkut pria dan wanita bakal mempelai saja, tetapi juga orang tua kedua belah pihak, saudara-saudaranya, bahkan keluarga mereka masing-masing.
Dalam hukum adat perkawinan itu bukan hanya merupakan peristiwa penting bagi mereka yang masih hidup saja. Tetapi perkawinan juga merupakan peristiwa yang sangat berarti serta yang sepenuhnya mendapat perhatian dan diikuti oleh arwah-arwah para leluhur kedua belah pihak.
Dan dari arwah-arwah inilah kedua belah pihak berserta seluruh keluarganya mengharapkan juga restunya bagi mempelai berdua, hingga mereka ini setelah menikah selanjutnya dapat hidup rukun bahagia sebagai suami istri sampai “kaken-kaken ninen-ninen” (istilah jawa yang berarti sampai sang suami menjadi kaki-kaki dan sang istri menjadi nini-nini yang bercucu-cicit).
Oleh karena perkawinan mempunyai arti yang sangt pentingnya,maka pelaksanaannya senantiasa dimulai dan seterusnya disertai dengan berbagai-bagai upacara lengkap dengan “sesajen-sesajen nya”.
Ini semua barang kali dapat dinamakan takhyul, tetapi ternyata sampai sekarang hal-hal itu masih sangat meresap pada kepercayaan sebagian besar rakyat Indonesia dan oleh karenanya juga masih tetap dilakukan dimana-mana.
Upacara pernikahan adat Jawa Tengah melambangkan pertemuan antara pengantin wanita yang cantik dan pengantin pria yang gagah dalam suatu suasana yang khusus sehingga pengantin pria dan wanita seperti menjadi raja dan ratu sehari. Upacara pernikahan adat Jawa Tengah sudah menjadi tradisi masyarakat Jawa (Tengah dan Timur) dan merupakan adat kebiasaan turun temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan masyarakat saat ini. Upacara ini tidak lepas dari sistem religi masyarakat setempat yang sebagian besar termasuk masyarakat kejawen. Tradisi kejawen nampak pada saat prosesi pelaksanaan upacara pernikahan dengan menggunakan berbagai macam sesajian/sajen. Dengan tujuan agar tidak terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan dan membantu kelancaran prosesi upacara pernikahan tersebut. Sesajian/sesajen yang dipersiapkan merupakan refleksi kepercayaan masyarakat setempat pada berbagai macam roh-roh yang dipercaya dapat menolak kejadian-kejadian yang tidak diinginkan.
Penelitian ini menggunakan beberapa landasan teori antara lain konsep kebudayaan, konsep religi, konsep upacara adat, konsep folklor, dan konsep kebudayaan dengan menggunakan metode penelitian simbolisme upacara pernikahan adat Jawa Tengah sebagai folklor sebagian lisan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Melalui penelitian ini akan diperoleh suatu informasi yang dapat dijadikan sebagai pengetahuan. Tentang fenomena dari penelitian penyampaian informasi harus akurat dalam penelitiannya sehingga memperoleh pencapaian manfaat dan dilaksanakannya suatu penelitian.
Kesenian Begalan
Pelaksanaan/prosesi upacara pernikahan adat Jawa Tengah diawali dengan lamaran, persiapan pernikahan, hiasan pernikahan, siraman, upacara ngerik, gendhongan, dodol dawet, upacara midodaren, paningsetan / srah-srahan, nyantri, upacara ijab, upacara panggih.
Sedangkan pada masyarakat Banyumas tidak jauh berbeda dengan tradisi masyarakat Jawa Tengah pada umumnya. Biasanya rangkaian upacara pernikahan tersebut di dalamnya mempelai pria menginjak telurdan mempelai wanita membasuh kakinya. Juga terdapat saat mempelai pria dan wanita saling melemparkan daun sirih.
Yang menarik pada upacara pernikahan daerah Banyumas adalah adanya kesenian begalan. Kesenian begalan adalah salah satu kesenian Banyumas yang dilakukan oleh 2 orang. Dalam begalan ini, diceritakan ada seorang penjual yang memikul alat-alat rumah tangga yang di tengah jalan dirampok oleh perampok yang dinamakan tukang begal. Pada saat akan dirampok, tukang begal menanyakan fungsi dari masing-masing alat rumah tangga yang akan diirampoknya dan apa artinya dalam kehidupan pernikahan yang akan dijalani kedua mempelai. Sehingga orang yang memikul berbagai alat rumah tangga itu menjelaskan apa fungsi masing-masing alat rumah tangga yang dibawanya dan apa arti dalam kehidupan pernikahan yang akan dijalani. Bagaimana tugas masing-masing mempelai baik sebagai istri maupun suami. Sehingga maksud dari adanya begalan ini adalah untuk memberikan pesan-pesan kepada masing-masing mempelai dalammengarungi kehidupan rumah tangga.
Kesenian begalan biasanya diadakan pada upacara pernikahan antara anak pertama yang menikah dengan anak terakhir atau anak pertama yang menikah dengan anak pertama.
Bagi masyarakat Banyumas kesenian begalan dalam upacara pernikahan seperti di atas sudah merupakan sebuah tradisi dan adat yang sebaiknya dilakukan. Karena hal ini merupaka kebudayaan yang mungkin telah menjadi kepercayaan bagi masyarakat Banyumas, yang apabila tidak dilakukan akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam kehidupan rumah tangga yang akan diarungi kedua mempelai.
Ebeg
Kesenian ebeg adalah salah satu kesenian Banyumas yang dilakukan oleh beberapa orang laki-laki, biasanya berjumlah 10orang lengkap dengan kuda lumpingnya. Dalam kesenian ini didukung oleh musikdari gamelan, juga ada seorang dukun sebagai pengendali ebeg. Pada awal permainan biasanya ebeg hanya menari seperti biasa, tetapi semakin lama ebeg akan mulai kesurupan dan bertingkah liar.hal ini baisanya membuat orang-orang yang menonton takut tapi tetap tertarik untuk melihatnya. Karena pada saat mereka kesurupan, mereka akan bertingkah ekstrim seperti makan rumput atau kaca-kaca (beling). Dan ebeg ini hanya bisa dikendalikan oleh dukun ebeg, dan dukun ini juga yang dapat menyembuhkan kesurupan yang terjadi diantra pemain ebeg. Hati-hati dengan pemain ebeg yang kesurupan karena apabilakita terlalu dekat kita dapat ketularan menjadi ikut kesurupan atau yang biasa disebut dengan kena jantur. Hal yang menarik dari kesenian ini adalah adanya laisan,laisan yaitu adanya salah satu pemain ebeg dan biasanya dipilih yang memilki wajah mendekati cantik. Karena apda saat laisan ini, salah satu pemain ebeg akan dimasukkan ke dalam kurungan seorang diri, tetapibeberapa saat kemudian dia telah berubah menjadi wanita yang cantik lengkap dengan pakaian kebaya dan jarik.
Kesenian ebeg biasanya diadakan saat ada hajatan untuk perayaan pernikahan ataupun khitanan atau perayaan yang lain. Dan kesenian ini harus diasakan di tanah yang lapang.
Lengger dan Gambyong Banyumasan
Lengger dan gambyong banyumasan, keduanya merupakan seni tari dari daerah Banyumas. Dan keduanya dilakukan oleh penari perempuan. Hanya saja mungkin lengger merupakan jenis tarian dewasa, karena biasanya ada penonton pria yang ikut menari bersama penari dan mereka memberikan saweran (uang)kepada penari lengger. Sedangkan gambyong Banyumasan biasanya hanya untuk pertunjukkan seni biasa.
Kesenian-kesenian di Banyumas saat sekarang ini, menurut saya telah mengalami penurunan dalam hal mungkin tidak terlalu diminati seperti dulu. Hal ini dipengaruhi oleh adanya globalisasi yang semakin pesat sehingga membawa kebudayan dari negara lain yag mungkin lebih diminati dan dianggap tinggi khusunya di kalangan remaja. Walupun begitu, dari pemerintah Banyumas sendiri dan sebagian masyarakat Banyumas masih memelihara kesenian ini.juga adanya kurikulum muatan lokaldi Sd maupun di SMPmembantu dikenalnya kesenian Banyumas bagi anak-anak.
Komentar
Posting Komentar